Makhluk Ajaib

Admin Februari 26, 2015 Add Comment

Langit di kotaku tak lagi biru,
tak ada lagi kicau si emprit,
mendayung pagi dalam dekapan embun berpadu dengan kabut,
mulai merasa malu ketika kekasihnya tiba,
membawa kehangatan dan merambat teratur merubah rona gelap malam,
membentuk lukisan alam bernuansa teduh,
membingkai hari dengan kasih yang tak pernah pamrih,
atas apa yang tlah diberikannya,
adakah matahari yang pernah meminta balas budi?
...........................................................

Jalanan di kotaku tak lagi rindang,
seakan-akan menegaskan hati,
pada langkah kaki yang semakin hari semakin berat,
karna udara sudah tak sudi merangkul nafas manusia dalam kesejukan....

Pohon-pohon di kotaku mulai "menangis" kesakitan,
terhimpit oleh barisan beton dan besi,
merasakan "sesak" yang begitu memilukan,
tak terima keharmonisan hidupnya diambil secara paksa,
oleh makhluk yang kabarnya berakal jenius...

Makhluk yang kabarnya berakal jenius ini,
memilih untuk menyayangi logam dan besi,
yang semakin disayang justru semakin menghancurkan,
jauh berbeda dengan pohon-pohon itu,
sekali saja ia "dibelai" maka ia kan menyuguhkan kebahagiaan sepanjang zaman...

Sejarah membuktikan...
Bahwa pohon adalah makhluk ajaib yang "menentukan" kesejahteraan hidup manusia,
yang menyatukan tanah, kayu, api, angin, dan air,
dalam kemesraan yang tak pernah tertandingi,
bahkan oleh pasangan kekasih yang paling romantis di dunia sekalipun...

Makhluk ajaib itu kini semakin dilupakan,
mengiringi torehan sejarah manusia yang semakin kelam.....

[Sukapura, 26 Februari 2015, 21:37]

Senyum Bidadari Kecil

Admin Februari 26, 2015 Add Comment

Yah...
Pagi yang begitu sumringah,
kulihat ia tak lagi melamun,
dengan tatapan yang makin meredup,
seperti sebulan yang lalu....

Ia kini mulai berani bercanda, melarutkan segenap emosi positif,
merasakan nikmatnya cubitan teman sebaya,
menahan geli yang membidik tulang,
bersama lesung pipit tuk mencoba menggoda gusi-gusi lembut,
dan berujung pada cekikik tawa yang teramat renyah....

Keyakinannya mulai tumbuh subur,
laksana padi di sawah,
bergoyang gemulai mencumbu angin,
pelan namun pasti akan menguning,
dengan tubuh yang mulai padat berisi....

Bidadari kecil itu sesekali melirik manja,
seolah ingin membisikkan kalimat syukur,
karna merasakan kembali kasih sayang yang tlah bertahun-tahun menghilang,
setelah memahami perpisahan antara kedua orang tua kandungnya....

Dan kini ia pun mulai merasa nyaman,
tersenyum riang dengan binar mata yang tak lagi sama,
seperti kuli panggul yang sejenak melepas beban berat di pundaknya....

Sesekali kubelai lembut rambutnya,
atau kuusap bahu kanannya,
seraya membisikkan sebuah kalimat:
"Tersenyumlah sayang...lupakan kesedihanmu...."
.....
Sejak saat itu ia mulai bangga memanggilku sebagai "bapaknya"....

(Gambar: imgarcade.com)

Sujud Lebih Lama

Admin Februari 25, 2015 Add Comment

Tiada masa yang lebih indah,
dibandingkan dengan suatu masa,
dimana hati dan lisanku,
saling berlari kencang dan berlomba-lomba untuk menjadi yang terdepan,
melantunkan tasbih dan syukur,
dalam keheningan malam,
dan pada pagi yang sumringah....

Kurindukan satu episode yang terlampau menawan,
satu babak kehidupan yang begitu berkesan dan mempesona jiwa,
yakni saat sujudku dapat kulakukan lebih lama....

Tuhan...
Aku sangat merindukan,
masa-masa ketika sujudku menjadi prioritas,
sebelum secangkir kopi,
kuteguk dengan berjuta syukur,
masa-masa ketika lidahku,
tak pernah merasa lelah,
menjaga dan membelai mesra,
kumandang takbir pada detik-detik awal,
putaran waktu yang terbagi dalam lima tahap menakjubkan....

Tuhan...
Lindungilah hamba,
dari kejahatan rutinas yang kadang membelenggu gairah astralku,
dari kesombongan sistem yang seringkali merongrong bibit istiqomah,
yang tengah tumbuh subur dalam kalbu....

Tuhan...
Aku ingin sujud lebih lama.....

[Sukapura, 25 Februari 2015, 20:20]

[Gambar:syedfadhli.blogspot.com]

Membunuh Sepi

Admin Februari 21, 2015 Add Comment

Ingin "kubunuh" rutinitas yang menjemukan ini,
memaksaku untuk taat pada dilema yang membelah jatidiri,
bahkan seringkali menahan senyuman,
bergumul, bertaut pada pusaran kesombongan yang menampar-nampar arti kehadiranku yang tercipta sebagai makhluk yang nista...

Ingin "kubunuh" sistem amburadul ini,
terbentuk oleh keegoisan yang mencampakkan harga diri,
memutus tali rantai kepedulian,
berpijak pada lintasan yang retak,
karna tergerus oleh badai kemunafikan...

Ingin "kubunuh" sepi,
yang mewabah kesetiap penjuru negri,
menetas pada dinding-dinding yang malu tuk memantulkan warnanya,
disudut-sudut kamar,
bersama isak lembut bidadari-bidadari mungil,
dan mungkin saja mereka sama sekali tak pernah berjumpa dengan bapaknya...

Ingin kubertanya,
Apakah kita memang sudah benar-benar tak berdaya?
Akankan "kezaliman" yang berjamaah ini, mampu dihadapi oleh umat yang tercerai berai?
Benarkah kita tengah berdiri ditepian terdalam dari jurang-jurang kehancuran, bergerak perlahan tanpa kita sadari???

Ingin "kubunuh" sepi yang menggelayut manja dihati....

[Sungai Bambu, 21 Februari 2015, 15:49]

(Gambar:sang-makna-kedua.blogspot.com)

Angin Berduri

Admin Februari 20, 2015 Add Comment

Engkau datang seperti angin yang berduri,
semilir wangimu sempat membuat ku terlena,
hembusan manjamu sejenak menutup gundahku,
pada mendung yang menahan gerimis tuk membasuh kerinduan,
yang bersembunyi dibalik lelucon hangat yang bersenandung,
temani kesunyian bersama secangkir kopi pelipur lara...

Tetapi sesaat kemudian,
semilir itu semakin menyayat-nyayat kesabaranku,
dan hembusan itu berubah menjadi panah-panah api yang membakar ketegaranku...

Sejenak kurasakan tulang-tulang yang lemas tak berdaya,
detak-detak yang tak beraturan,
nafas yang meronta-ronta,
bahkan bibirku pun seolah enggan tuk menari-nari...

Kucoba tuk melirik pada sang waktu,
agar mau merapatkan kesenjangan,
antara senja di pelupuk matamu dan subuh di tengah keningku,
namun apalah daya,
sedetikpun ia tak sudi menyapa apalagi tersenyum...

Ingin kubelai kemilau rambut indah itu,
ingin kukecup kening dan mendekapmu dalam kesahajaan,
namun ragamu kurasa terlalu jauh,
dan hanya dengan bersama angin berdurilah dapat kugenggam kerinduan ini....

(Gambar:frezizcadila.blogspot.com)

Bara

Admin Februari 18, 2015 Add Comment

Adakah kata yang pantas terucap,
tuk redupkan gemuruh,
tuk redamkan gelisah,
tuk larutkan bara,
mencampakkan bulir-bulir senyum,
dari sepasang mata yang lentik,
berkilau semerbak di dalam kalbu...

Mungkin...aku datang kala waktu sedang tak bersahabat,
menampar-nampar senjaku,
mematri setiap kata yang ingin kuucap,
dan aku pun menjadi sangat terkejut,
betapa sulitnya menjabat tanganmu,
disaat-saat seperti ini...

Tetes demi tetes yang menitik dan memeluk bumi,
tak pernah gagal melubangi dan mengikis bebatuan,
pada bukit yang tak bernama,
tapi aku tak yakin,
apakah seribu kata maaf,
apakah seribu kidung nasihat,
akan mampu melunturkan egomu???

Entah sampai kapan...
Bara itu akan terus menyala,
bersama gemuruh yang menusuk-nusuk sukma,
menggetarkan setiap dinding,
yang menghangatkan ruang hatimu...

Entah sampai kapan....
[Sungai Bambu, 18 Februari 2015, 13:30]

(Gambar:dakwahwaljihad.wordpress.com)

Ceritakan Saja

Admin Februari 05, 2015 Add Comment

Ceritakan saja,
momen-momen istimewa yang tengah engkau lihat,
kisah-kisah pilu yang engkau alami,
atau peristiwa lama yang meleburkan emosimu,
dalam gulungan kazanah jiwa,
melilit tajam membentuk kumparan halus bom waktu...

Tak perlu risau dengan semua ini,
karna dunia mungkin adalah permainan kata,
atau bisa jadi ia adalah sandiwara pena,
yang meneteskan rangkaian-rangkaian cerita...

Tak perlu khawatir pabila engkau berpikir,
bahwa tak akan ada yang mendengarkan ceritamu,
karna ku telah berjanji,
untuk menjadi pendengar yang paling setia...

Ceritakan saja,
sampai lelah mencumbu akhir mimpimu,
sampai terkuras racun-racun yang menggerogoti,
sisi batinmu yang cantik dan menawan...

Sudah cukupkah untuk hari ini sayang?
...........,...........,..........
Hemm...sekarang marilah kita nikmati secangkir kopi ini,
sebagai penutup dari bab pertama,
yang tlah engkau susun rapi,
dan kau jilid dengan sempurna...

Lihatlah...rembulan itu menyapa kita,
melambaikan senyum manisnya,
dan berbisik lirih pada "kemesraan" yang kita bangun,
pada persahabatan yang dengan susah payah kita jalin bersama...

Ceritakan saja...Sayang!

[Sukapura, 05 Februari 2015, 23:21]

Komentar Pengunjung